Bermula dari gagasan para mahasiswa Indonesia di Rotterdam Belanda antara lain Fadjar Notonagoro, Sumitro dan kawan-kawan yang ingin mendirikan perguruan tinggi ekonomi sekembalinya ke Indonesia. Pada saat itu belum ada satupun perguruan tinggi ekonomi di Indonesia, sehingga untuk belajar ilmu ekonomi harus ke luar negeri. Sekitar tahun 1952/1953 berdirilah suatu perguruan tinggi ekonomi di Surabaya dengan nama Perguruan Tinggi Ekonomi Krisnadwipayana yang didirikan oleh dr. Ong Eng Djie (beliau adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia).
Selang satu setengah tahun kemudian, karena beberapa hal perguruan tinggi tersebut harus membubarkan diri. Dengan cita-cita menuntut ilmu yang demikian besarnya, bekas mahasiswa PTE Krisnadwipayana menghadap gubernur Samadikoen memohon bantuan dilanjutkannya derap langkah Alma Mater mereka. Pada saat itu baru terdapat 100 orang ahli ekonomi, 15 orang diantaranya berada di Jawa Timur dari 84 juta jiwa penduduk di Indonesia. Jelas sangat kurang dikaitkan dengan persiapan pembangunan ekonomi.
Dengan latar belakang kondisi-kondisi di atas, atas anjuran Gubernur Samadikoen, dan dorongan para bekas mahasiswa Nederlandsche Economische Hogeschool Rotterdam (NEH Rotterdam) , maka apda tanggal 1 Januari 1954 didirikan Yayasan Perguruan Tinggi Ekonomi Surabaya. Pendirian yayasan tersebut atas dasar akta notaris Mr.Drs. Liem Hie Hian tertanggal 22 Juli 1954. Nama-nama pendiri Yayasan PTES sebagaimana tertuang dalam akta pendirian:
• Mas Goenadi Widjoasmoro, Kepala Inspeksi Keuangan Surabaya.
• Liem Djing Lioe, Agent Oei Tiong Ham Concern.
• Raden Mas Soeparto, Residen Surabaya.
• Machmudin Gaffar, Ketua Bond Importeur Indonesia.
• Soewarimbo, Kepala Bank Rakyat Indonesia.
• Sheh Kuo Shen, Ketua Chung Hua Chung Hui.
• Dietvors, Ketua Middenstandsvereniging.
Adapun Badan Pengurus Yayasan pertama kali diketuai oleh Tuan R.M. Soeparto, Residen Surabaya saat itu sekaligus pendiri yayasan dan dilanjutkan oleh Residen berikutnya yaitu R. Ngabehi Soebekti. Dalam akta pendirian YPTES disebutkan tujuan (pasal 2) antara lain:
1. Mengadakan perguruan-perguruan tinggi ekonomi.
2. Memberi pendidikan untuk menjadi ahli-ahli ekonomi satu dan lain dengan mutu tinggi dan mutu internasional.
Pada tanggal 15 September 1954 dilakukan upacara pembukaan Perguruan Tinggi Ekonomi Surabaya (PTES) di aula Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Acara tersebut dihadiri oleh Badan Pengurus Yayasan, Dewan Kurator yang untuk pertama kali diketuai Komodor (Laut) Mohamad Nazir yang kemudian hari menjadi Menteri Pelayaran Republik Indonesia. Sengaja Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dilibatkan antara lain karena Surabaya adalah kota Angkatan Laut yang sangat dominan. Komt tijd komt verbetering, penyelenggaraan lebih dulu dan penyelenggaraan kemudian, begitu slogan pada awal langkah PTES. Hal tersebut karena menyadari realita dimana fasilitas memang minim sekali, namun semangatlah yang selalu menggugah.
Kuliah-kuliah diadakan pada sore hari dengan meminjam Gedung Bahari (sekarang menjadi Tunjungan Plasa), gedung Agraria/BPN di jalan Tunjungan dan salah satu ruangan di gedung Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Kuliah dapat diselenggarakan di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga karena bantuan Prof. Toha (spesialis kandungan) yang pada saat itu menjadi Dewan Penyantun Yayasan PTES. Kantor PTES saat itu di jalan Arjuno dan jalan Progo.
Pada saat berdirinya, PTES hanya membuka satu jurusan yaitu Ekonomi perusahaan. Hal ini disesuaikan dengan keahlian para dosen yang ada saat itu. Sedangkan stratanya baru tingkat sarjana muda. Sekalipun hanya ada satu jurusan tetapi dalam perkuliahan diadakan spesialisasi yang ketat, karena mata kuliah ekonomi umum saling menunjang dengan mata kuliah ekonomi perusahaan.
Pada tanggal 17 nopember 1957 diadakan kerjasama dengan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Jakarta berkaitan tentang program pendidikan berikut penyesuaian, karena sebelumnya PTES masih meniru sistem kurikulum NEH Rotterdam. Sejak itu pula dirintis jurusan Ekonomi Umum. Selanjutnya PTES juga melakukan kerjasama dengan UGM.
Disamping kerjasama dengan perguruan tinggi negeri di dalam negeri, PTES telah mampu mengadakan hubungan internasional dengan NEH Rotterdam dan sebuah Universitas di Philipina. PTES pernah pula dimintai bantuan oleh Kepala Daerah Kalimantan untuk mendirikan suatu Akademi Perniagaan Indonesia di Jakarta. Sejak saat itu pula dosen-dosen PTES sebagian diperbantukan di Akademi tersebut, yang kemudian hari dikenal dengan Universitas Lambung Mangkurat.
Sebenarnya pada awal berdirinya Yayasan PTES, para pengurus sudah mengajukan permohonan kepada Presiden Republik Indonesia supaya PTES segera dimasukkan di lingkungan Universitas Airlangga. Namun karena berbagai hal, proses tersebut tersendat-sendat termasuk karena belum adanya undang-undang Perguruan Tinggi sehingga prosedur yang harus ditempuh tidak jelas.
Perjuangan selanjutnya dipelopori oleh R. Samadikoen, Soewondo, dan Wilono (bekas gubernur Kalimantan yang kemudian menjadi Kepala Daerah Jawa Timur), Presiden Direktur bank Rakyat Indonesia dan Panglima Angkatan Laut.
Berkat perjuangan yang sangat gigih, akhirnya keluar Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan No. 31/1961 pada tanggal 8 Agustus 1961 yang menetapkan sejak tanggal 1 September 1961 PTES berubah menjadi Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga .
Program Pendidikan
Pada awal menjadi Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (FE UA), jurusan yang tersedia melanjutkan PTES, yaitu jurusan Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan. Jurusan Akuntansi baru dibuka pada tahun 1963. Di dalam pembukaan jurusan Akuntansi, FE UA mendapat bantuan dosen dari Universitas Indonesia.
Dalam rangka membantu program pemerintah untuk pendidikan tenaga terampil tingkat Tinggi, FE UA membentuk program non gelar untuk pertama kalinya berupa Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP) berdasarkan SK Mendikbud No. 042/U/1975 tanggal 18 Maret 1975. Pertama kali dibuka program tersebut hanya menyelenggarakan jurusan akuntansi dan mulai tahun akademik 1984/1985 ditambah jurusan Perpajakan serta jurusan Manajemen Pemasaran diadakan mulai tahun akademik 1985/1986. Pengelolaan PAAP yang semula terpisah, sejak tahun 1985/1986 menjadi satu sebagai program D3 dari Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap tenaga sarjana jurusan Akuntansi dan Jurusan Manajemen yang belum dapat dipenuhi melalui program regular, dengan surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan kebudayaan no. 278/DIKTI/Kep/1993 tertanggal 10 Mei 1993, dibuka program extension dengan jurusan Akuntansi dan Manajemen.
Program D3 Paralel dibuka pada tahun 1995/1996. Program studi yang dilaksanakan pada program D3 Paralel terdiri dari Akuntansi, Perpajakan, Manajemen Pemasaran, Manajemen Perbankan, Manajemen Perhotelan, dan Manajemen perkantoran.
Pada tahun 1996, sesuai dengan ketetapan dari Pemerintah dilakukan akreditasi baik untuk perguruan tinggi negeri maupu perguruan tinggi swasta oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN). Pada awal akreditasi, jurusan Studi Pembangunan, Manajemen dan Akuntansi mendapat akreditasi B. Hal ini memacu semangat para penyelenggara pendidikan di FE UA untuk memperbaiki kinerjanya, sehingga pada tahun 2000, jurusan akuntansi dan studi pembangunan dapat ditingkatkan akreditasinya menjadi A.
Penyelenggaraan Pendidikan
Sebagaimana pada saat di PTES, penyelanggaraan pendidikan di FE UA pada awalnya diselenggarakan dengan sistem paket, yaitu terdiri dari 6 tingkat. Terdapat tingkat persiapan I dan II, sarjana muda I dan II, tingkat doktoral I (S1) dan tingkat doktoral II (S II). Untuk naik dari satu tingkat ke tingkat yang lain, seorang mahasiswa harus lulus seluruh mata kuliah yang diselenggarakan. Dengan pola penyelnggaraan pendidikan yang seperti ini, cukup sulit bagi mahasiswa untuk segera menyelesaikan studinya. Pada saat itu kebijakan Drop Out hanya diberlakukan bagi mahasiswa sebelum Sarjana Muda, sehingga pada saat itu kebanyakan mahasiswa setelah sarjana muda sudah mencari pekerjaan sehingga kuliahnya terabaikan.
Pada tahun 1979 terjadi peralihan tahun akademik, yang semula diawali pada bulan Januari diubah menjadi bulan Juli, sehingga pada saat itu penyebutan tahun akademik diubah menjadi 1979/1980. Pada tahun itu pula merupakan tahun transisi, peralihan dari Sistem Paket menjadi Sistem Kredit Semester. Suatu penyelenggaraan pendidikan dibagi per semester dan seorang mahasiswa yang tidak lulus pada suatu mata kuliah hanya perlu mengulang mata kuliah tersebut pada semester selanjutnya. Mahasiswa tidak perlu lagi harus mengulang mata kuliah yang sudah lulus kecuali untuk memperbaiki nilai. Adanya perubahan tersebut mempercepat penyelesaian studi mahasiswa, sehingga pada tahun 1985, seorang mahasiswai angkatan 1981/1982, Sdri. Lindawati Gani, berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 4 tahun kurang.
Berdasar keputusan Konsorsium Ilmu Ekonomi Departermen Pendidikan dan Kebudayaan dalam rapatnya pada bulan Oktober 1979, maka FE UA melakukan perubahan nama jurusan:
Jurusan Ekonomi Umum menjadi Jurusan Studi Pembangunan.
Jurusan Ekonomi Perusahaan menjadi Jurusan Manajemen.
Pada saat permulaan SKS, mahasiswa baru tidak langsung dijuruskan. Setelah 4 semester baru masuk ke Jurusan Manajemen, Akuntansi atau Studi Pembangunan. Pada tahun 1984 mulai diadakan konsentrasi mata kuliah untuk Jurusan Manajemen dan Studi Pembangunan.
Sejak tahun 1988, mahasiswa baru melalui seleksi Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) langsung dijuruskan, tidak ada lagi penerimaan pra jurusan. Untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang ingin mempercepat studinya, sejak tahun 1988 diselenggarakan Semester Pendek.
Sarana dan Prasarana
Sebagaimana pada saat masih di PTES, awal perkuliahan FE UA dilakukan di beberapa lokasi, yaitu Gedung Bahari, Gedung BPN (Agraria) dan Di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Ruang Propadeus). Mulai tahun 1962, FE UA dapat menggunakan Gedung Pertemuan Mahasiswa Universitas Airlangga di jalan Tegalsari yang dijaga dengan setia oleh Bapak Djoened. Selain di empat tempat yang telah disebutkan kuliah juga diselenggarakan di Gedung Rajasa, jalan Gentengkali.
Kuliah di beberapa lokasi berlangsung sampai dengan tahun 1967. Mulai tahun 1967, selain Balai Pertemuan Mahasiswa di jalan Tegalsari, kuliah mulai diselenggarakan di Gedung FE UA jalan Airlangga 4 yang pada saat itu masih digunakan bersama-sama dengan Fakultas Hukum. Gedung tersebut merupakan bangunan pertama Universitas Airlangga di kampus Selatan. Pada saat itu ruangan yang tersedia bagi FE UA hanya sebanyak tujuh ruangan. Pada tahun 1982, rektorat menyediakan gedung untuk Fakultas Hukum, sedangkan gedung untuk Fakultas Ekonomi sedang tahap pembangunan. Setelah Fakultas Hukum pindah ke gedung yang baru (sebagaimana posisi saat ini), Fakultas Ekonomi memakai seluruh ruangan yang tersedia di gedung tersebut sehingga FE UA memiliki 13 ruangan. Meskipun FE UA telah disediakan gedung baru, namun untuk tetap mempertahankan nilai sejarah dari gedung lama, pimpinan saat itu memutuskan untuk tetap tinggal di gedung lama dengan konsekwensinya harus melakukan beberapa perbaikan karena gedungnya sudah mengalami banyak kerusakan.
Sejak tahun 1982 gedung Tegalsari sudah tidak dipergunakan lagi, seluruh kegiatan FE UA, baik perkuliahan, kegiatan administrasi dan kegiatan kemahasiswaan dilakukan di jalan Airlangga 4.
Perbaikan-perbaikan terus dilakukan sehingga wajah gedung FE UA sebagaimana saat ini. Dana untuk perbaikan / mempercantik gedung FE UA selain diperoleh dari Pemerintah Daerah Tingkat I, para alumni, juga diperoleh dari Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IKOMA) Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga.
Karena besarnya minat masyarakat pada program ekstensi FE UA, sehingga kapasitas ruangan yang ada sudah tidak memadai lagi. Untuk itu pada tahun 1996, dengan dana dari IKOMA dibangun gedung ekstensi FE UA. Gedung ini sepenuhnya untuk kegiatan ekstensi FE UA, baik untuk kegiatan perkuliahan maupun administrasi.
Pada bulan Mei 2000 didasarkan keinginan pimpinan FE UA saat itu untuk melaksanakan program pendidikan yang ‘link & match' dengan dunia bisnis dibangun gedung Pusat Pendidikan Bisnis (academic Business Centre). Gedung tersebut dibangun disamping gedung FE UA, berlantai 8 dan sudah diresmikan tanggal 15 April 2001.
Untuk menunjang kegiatan akademi di kalangan mahasiswa diperlukan sarana penunjang . Untuk itu telah disediakan Laboratorium Komputasi yang berkapasitas 24 unit. Laboratorium komputasi tersebut untuk memberikan bekal ketrampilan computer bagi para mahasiswa. Selain laboratorium komputasi, pada tahun 1998 disediakan fasilitas internet sebanyak 10 unit dan CD-rom. Sebagaimana diketahui perkembangan teknologi yang begitu cepat juga harus diikuti oleh mahasiswa FE UA sehingga disediakan fasilitas tersebut. Dengan berdirinya Perpustakaan Pusat Universitas Airlangga di jalan Dharmawangsa Dalam, maka seluruh kegiatan perpustakaan FE UA juga pindah ke sana. Untuk tetap menyediakan buku-buku dan karya tulis ilmiah yang diperlukan mahasiswa FE UA, maka disediakan ruang baca. Di ruangan ini disediakan tempat untuk membaca buku-buku dan karya tulis.
Jumlah dan pemakaian ruangan di FE UA pada saat ini telah mengalami berbagai perubahan. Ruang kuliah tetap menempati tempat sebelumnya, sebanyak 13 ruang. Salah satu ruang kuliah di lantai 2 utara telah direnovasi menjadi Ruang KRT Fadjar Notonagoro. Ruang Seminar Gondowardoyo telah berubah menjadi Ruang KRMT Tirtodiningrat yang sering digunakan untuk pelatiha-pelatihan maupun lokakarya. Ruang pimpinan tidak mengalami perubahan, dan sekarang telah dibangun ruang rapat pimpinan di atas ruang pimpinan anatara 1 dan lantai 2. Ruang administrasi tetap seperti semula, di bagian utara gedung.
Ruang Jurusan dan Program Studi tetap di posisi semula, di sebelah tengah gedung FE UA dan sekarang terdapat dua ruang untuk ujian. Ruang dosen yang sebelumnya di sebelah tengah gedung (pada tahun 1980 an) sekarang di sebelah selatan (bekas ruang Lab. Komputasi). Mengingat jumlah dosen yang semakin banyak, maka ruang dosen pun diperluas. Dengan semakin bertambahnya guru besar, juga disediakan ruang tersendiri. Sebelumnya ruang guru besar saat alm Prof. Miendrowo yang terletak di sebelah tengah gedung sekarang berada di sebelah selatan, disamping ruang dosen. Ruang Doktor tetap menempati tempat sebelumnya, sebanyak sembilan ruang.
Semakin bertambahnya lembaga-lembaga yang ada di FE UA juga menimbulkan kebutuhan akan ruangan. Ruang P3M tidak mengalami perubahan (di sebelah tengah). Sebenarnya sudah dibangunkan Gedung PMP dan Perpajakan, namun karena program Magister Manajemen baru memiliki gedung tersendiri, maka gedung tersebut sekarang dipergunakan program MM. Pusat Pengembangan Akuntansi telah memiliki gedung sendiriyang dibangun dari dana bantuan Bank Dunia.
Fasilitas penunjang yang dibutuhkan mahasiswa disediakan di sebelah tengah gedung, yaitu untuk fasilitas internet & CD-Rom, laboratorium komputasi, dan ruang baca. Di ruang baca disediakan tempat yang nyaman untuk membaca. Bursa buku tetap di tempat semula, sedangkan Kantin Dharma Wanita disediakan ruangan di bagian selatan gedung FE UA.
Di lantai 1,5 bagian tengah Gedung disediakan ruangan untuk Lembaga Pers Mahasiswa. Sedangkan tempat untuk organisasi kemahasiswaan, yaiut Badan Eksekutif Mahasiswa, Badan Legislatif Mahasiswa dan Himpunan Mahasiswa Jurusan disediakan Gedung Krida Mahasiswa yang dibangun dua lantai.
Gedung extension yang diperuntukkan mahasiswa S1 ekstensi dab D III parallel dibangun di jalan Sri Ikana. Gedung tersebut salah satu ruangannya dipergunakan untuk Kantor Kas Bank Muamalat. Terdapat 12 ruang kuliah dan Aula, juga terdapat Laboratorium Perbankan, Laboratorium Perhotelan, Laboratorium Bahasa. Selain itu disediakan pula business center, ruang pimpinan, ruang jurusan, ruang dosen, ruang ujian komprehensif, dan ruang administrasi serta kantin.